Total Tayangan Halaman

Minggu, 28 Agustus 2011

Mahasiswa Buddhis dan Tanah Airku

    Mahasiswa merupakan label hebat yang disandang setelah kita melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih besar dan bertahtakan kata "Maha", sehingga tentu lebih besar yang dilakukan dalam menyikapi pendidikan dan juga lingkungan yang membutuhkan praktek dari teori yang telah diperoleh di bangku pendidikan dari yang terkecil dan ditambahkan kembali di perkuliahan. Bukan sekedar pintar mengambil nilai kembali seperti masa menjadi siswa, namun tentu memiliki kontribusi yang besar bagi lingkungan, terutama bagi TANAH AIR TERCINTA.

   Mahasiswa yang memiliki tambahan sandaran BUDDHIS tentu memiliki karakter tambahan selain sifat karakter mahasiswa yang kritis, bersemangat, penuh intelektualitas dan ditambahkan nilai-nilai Buddhis penuh cinta kasih,penuh senyum, anti kekerasan, simpati atau penuh kepedulian, dan seimbang serta bijaksana dalam berpikir. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam hal tercipta bangsa yang sejahtera dan bahagia. Mengapa hal ini penting? bukan sebagai andil kita dalam berpolitik dan campur tangan berlebihan sebagai kaum minoritas, namun menunjukan kepedulian kita kepada bangsa dan negara tercinta saat membutuhkan bantuan kita, ketika suara kita dibutuhkan saat undang-undang tidak sesuai dengan kesejahteraan rakyat, saat ekonomi mendukung kaum kapitalis dan menjatuhkan kaum miskin dan rakyat kecil. Saat korupsi merajalela dan usaha keadilan dihancurkan oleh para penjahat bangsa, Mahasiswa Buddhis setidaknya memberikan kontribusi berupa wacana dan pergerakan yang baik demi kemajuan bersama. Tentunya dengan tidak melupakan ajaran kebenaran kita..

     Selama ini pergerakan Mahasiswa Buddhis begitu tidak terlihat dan bergerak dalam kacamata pemerintahan, tidak ada ranah peran strategis dalam pemerintahan ataupun kemasyarakatan umum. Mengapa tidak, ketika ada pergerakan dari mahasiswa lainnya, kita hanya diam tanpa ada gerakan ataupun wacana sedikitpun. Setidaknya ada pemikiran kita dalam melihat apakah rakyat kecil perlu dibela dan diperjuangkan hidupnya? apakah pendidikan sudah sesuai dengan harapan ? apakah kita bisa memberikan kontribusi baik dan banyak hal yang perlu kita perhatikan.

     Maka marilah sebagai mahasiswa buddhis kita sedikit membuka pikiran dan melebarkan tangan untuk membantu sesama dan bukan sekedar bisa sembahyang dan diam dirumah, melakukan kegiatan yang santai dan nyaman bagi diri kita tanpa memperdulikan yang lainnya, sekedar memberikan makanan tetapi tidak memberikan pemahaman, sudah saatnya mahasiswa buddhis lebih maju bukan sekedar rohani, tetapi juga kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai Mahasiswa Buddhis yang Cinta Tanah Air.

Hidup Mahasiswa Buddhis.
Jayalah Indonesiaku !!

Minggu, 21 Agustus 2011

Demam Kritikan

     Kritikan seseorang menjadi sesuatu yang biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dengan adanya ungkapan "kritik adalah penilaian dari diri anda". Seperti halnya ungkapan itu sehingga memunculkan banyak kritikan yang muncul baik bagi diri kita maupun dari diri kita sendiri. Ini bukanlah menjadi hal yang aneh dalam kehidupan kita semua.

    Namun, pernahkan anda perhatikan saat ini kritikan menjadi sebuah hal yang lebih baik kita lakukan untuk memperbaiki hal yang tidak kita harapkan. Sepertinya halnya kritikan kepada kepala pemerintah, ataupun lembaga pemerintah lainnya yang selalu mendapatkan kritikan yang sangat dalam untuk mengkoreksi kinerja pemerintahan. Hingga saat ini, kritikan kepada pemerintah menjadi seolah virus yang terus menyebar hingga keseluruh pelosok. hampir jarang sekali ada hal yang mendukung ataupun kebaikan yang dirujukan kepada pemerintah, baik secara individu ataupun kelembagaan dan institusi. Anehnya terkadang seseorang yang tidak mengetahui jelas duduk persoalan pun turut memberikan kritik yang justru hanya sekedar kritikan tak berdasar karena pikiran dan dugaan sendiri.

    Demam kritikan kepada pemerintah menciptakan sebuah psikologi sosial yang terbentuk berbeda, orang-orang kini menjadi memilih menjadi pengkritik dan pembual daripada para perubah dan penggerak. Mengapa demikian? Alasan yang paling mudah yang selalu dikeluarkan oleh orang yang memberikan kritik adalah "saya hanya bisa memberikan saran dan kritik" padahal sebenarnya setiap orang bisa menjadi perubah dan penggerak dari segala hal yang sebenarnya tidak baik. Menurut anda apakah seorang bayi bisa berjalan jika dia hanya belajar berbicara saja namun tidak berusaha bergerak demi perubahan?

    Kritikan memang sesuatu hal yang penting dalam hidup ini, karena dengan kritikan kita bisa memberikan masukan yang baik kepada orang lain, tapi sadarkah diri anda, bahwa kritikan pun memberikan dampak negatif. Baik bagi diri anda sendiri, orang yang anda kritik, maupun lingkungan. Padahal sebenarnya diperlukan dasar dan pemikiran serta perhatian yang baik ketika anda akan memberikan kritik kepada orang lain, hal itu dapat mencakup alasan hal itu perlu dikritik, kebenaran berita atau tindakan yang akan dikritik, dan kebijakan yang perlu kita pertimbangan untuk hal yang kita kritik. Jadi tidak sembarang memberikan kritik kepada orang lain, selain itu kritik juga hendaknya bersifat membangun dan sekaligus memberikan petunjuk dan solusi bersama yang baik. Sehingga kita tidak sekedar dikatakan cuma bisa bicara tetapi juga mengajak bergerak dengan berbicara terlebih dahulu. Seperti ucapan yang dilontarkan seorang guru kepada muridnya "Anaku, pekerjaanmu belum selesai, kamu terlalu lambat, mari kita selesaikan" bukan justru menyalahkan anak tersebut "Hei, kamu! itu belum bersih, lambat sekali sih kerjanya! Cepat selesaikan !".

   Nah, jika memberikan kritik itu tidak salah namun baik, why not! But, make sure that is the best for us, not just for you or me. Dan ada hal yang lebih baik, berbicaralah sambil bekerja..
Artinya memberikan kritkan lah kepada orang lain, sementara anda pun terus memberikan perubahan baik, bagi diri anda sendiri ataupun orang lain.

Agus Mulyono