Kemudian pada suatu hari datanglah seorang dengan pakaian mewah dan bagus datang ke desa mereka. Dengan gagah orang tersebut menghampiri satu persatu orang tersebut.
Pertama yang dijumpainya adalah si tukang kayu. Dia menyapa dan mengatakan bahwa ia membawa berlian dan emas yang sangat banyak di belakang kereta kudanya. Namun ketika si tukang kayu melihat kebelakang, dia tidak melihat kenyataann itu, kemudian si saudagar berkata "hanya seorang yang pandai dan kaya lah yang dapat melihat dan menerima berlian dan emas dariku ini, jika orang itu tidak melihatnya berarti orang itu sangatlah dungu." maka karena takut dikatakan sebagai orang dungu, si tukang kayu pun seolah-olah terkagum-kagum akan harta yang dimiliki si saudagar. Saudagar itu pun bermaksud membeli satu kereta kayu dan menukarnya dengan satu kotak emas yang diletakkan oleh si saudagar di depan tukang kayu tadi, padahal si tukang kayu sebenarnya tidak melihat apa-apa. Tetapi karena takut dikatakan dungu, maka ia pun menyanggupi dan menyetujui permintaan saudagat itu.
Hal yang sama pun dilakukan saudagar pada peternak dan pembuat rumah. Kepada peternak si saudagar meminta pertukaran dengan 3 ekor kuda, dan pada pembuat rumah ia meminta dibuatkan kereta kuda yang bagus dari kayu yang diperolehnya dari tukang kayu. Setelah semua selesai, akhirnya datanglah si tukang sayur menawarkan sayurannya kepada si saudagar. Sama halnya dengan yang lainnya, si saudagar menawarkan satu peti emas untuk ditukar dengan sayuran dan makanan lainnya.
Si tukang sayur pun berpikir, apakah mungkin ada emas yang tidak terlihat, tetapi kenapa mereka mengatakan emas itu benar-benar ada? karena tahu bahwa ia sedang ditipu, maka tukang sayur mencari cara lain.
Ia mengatakan "saya sedang tidak membutuhkan emas, tukarkan saja sayur ini dengan kuda-kudamu dan juga kereta kudamu yang sama-sama seharga satu peti emas bukan, lalu anda bisa meminta kembali membuatkan kereta kuda kepada mereka dengan emas-emas mu. Kemudian yang lain pun terheran dan begitu juga dengan si Saudagar. Merasa bingung si saudagar pun menjawab "jangan begitu, sayang sekali emas ini bisa disimpan sangat lama untuk kebutuhanmu. Kemudian si tukang sayur pun menjawab "Saya bukan orang dungu yang mau menerima emasmu yang hanya diterima orang pintar, bukankah di desaku terlalu banyak orang dungu, bagaimana saya bisa memakai emas itu."