Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 April 2013

Pengaruh Pendidikan Dalam Kepribadian

"Galilah Ilmu sedalam-dalamnya" merupakan ungkapan yang mengajak setiap manusia di dunia untuk selalu belajar dan mendalami ilmu sebaik mungkin. Dala era purba dulu memang pendidikan tidak berjalan seperti saat ini, tetapi bukan berarti orang zaman dulu tidak pernah belajar. Semua riset arkeologi menemukan bahwa manusia sejak kelahiran sudah mulai belajar dan terus berkembang berkat imu yang diperolehnya dengan belajar. Sehingga tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk yang dapat terus bertahan karena selalu belajar dan berkembang sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.

Tentunya ilmu yang kita peroleh tidak semata-mata lahir daripada pandangan diri sendiri semata. Pelajaran atau ilmu yang kita peroleh biasanya berdasarkan pengamatan dan pemahaman oranglain terlebih dahulu dan kemudian kita pelajari dan pahami dengan baik lagi. Sehingga ilmu yang sudah ada dapat terus berkembang dan di evaluasi sesuai kondisi dan keadaan saat ini.

Sekarang proses belajar sudah semakin berkembang dan berubah. Jika zaman dahulu manusia belajar dari pengalaman diri sendiri dan kelompoknya, saat ini semua individu dan kelompok saling berinteraksi dan bekerja sama untuk memberikan ilmu-ilmu yang mereka miliki kepada orang-orang yang membutuhkan yang kita sebut proses pendidikan. 

Sekolah merupakan sarana untuk melakukan proses itu dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal, masalahnya kini pendidikan semakin dianggap sebagai proses mendapatkan nilai dan bukanlah lagi proses menggali ilmu yang diharapkan bisa diraih. Kebanyakan orang memiliki alasan sekolah adalah untuk mendapatkan ijazah, memperoleh nilai setinggi-tingginya sehingga dapat diakui kepintaranya. Padahal sebenarnya pendidikan adalah proses transformasi ilmu kepada generasi baru yang membutuhkan pemahaman dalam proses kehidupan ini. 

Dalam kepribadian seseorang, sebenarnya pendidikan memberikan pengaruh utama dalam membentuk diri. Pendidikan yang baik disekolah baik moral. pengetahuan sosial dan lingkungan menjadi hal yang dapat membuat seseorang memiliki kepribadian yang baik kedepannya, tentu bukan pendidikan yang hanya menekankan pada nilai saja, tetapi lebih dalam transformasi ilmu pengetahuan dan teori sikap yang baik di dalam masyarakat.

Dapat kita bedakan misalnya antara seorang anak jalanan yang tidak memiliki proses pendidikan akan memiliki kepribadian berbeda dengan mereka yang memperoleh pendidikan yang baik dan memperoleh transformasi ilmu dengan baik. Jika anak jalanan menanggapi masalah yang datang dengan frontal dan langsung, mereka yang menempuh pendidikan akan melakukan pemahaman masalah dan akan berpikir sebelum bertindak, sehingga penyelesaian masalah akan lebih sistematis dan terarah untuk lebih efektif dan efisien. Dalam skala keberhasilan dalam usaha dan hidup tentu persentasi mereka yang tidak menempuh pendidikan akan lebih kecil ratio-nya dibandingkan dengan orang yang menempuh pendidikan dengan baik.

Tetapi kembali perlu ditekankan, pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang sesuai kebutuhan dan perkembangan yang sesuai dengan masing-masing individu. Pendidikan yang dipaksakan oleh orangtua dan keluarga tanpa kesesuaian dengan minat dan kepribadian yang terbentuk sejak lahir. Karena pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak bayi berada di kandungan dan otaknya sudah lahir dan menyerap segala yang diterimanya. Sehingga orangtua juga merupakan faktor utama dalam memberikan arah pendidikan yang baik untuk membentuk kepribadian seorang anak dan seorang yang dewasa nantinya.
Misalnya seorang ibu yang selalu mendengarkan musik klasik dan soft akan berpengaruh pada kepribadian bayi yang lebih pendiam dan tidak rewel, berbeda dengan seorang ibu hamil yang bekerja di pasar dan setiap hari bersama bayi mendengarkan suara gaduh dan keributan-keributan yang memungkinkan anak dalam kandungannya menyerap semua hal itu.