Total Tayangan Halaman

Kamis, 28 Agustus 2014

Sebuah Impian Di dalam Hati

Setiap orang pastinya memiliki sebuah harapan dan cita-cita yang sangat ingin ia capai di dalam hidupnya. Teringat ketika saya masih di bangku SD, seorang guru bertanya apakah cita-cita kami ketika besar nanti? Ada yang menjawab ingin menjadi polisi karena sangat gagah dan mengidolakan sosok yang membasmi kejahatan, ada juga yang mengaku ingin menjadi dokter supaya bisa menyembuhkan orang-orang yang sakit. Saat itu jawaban yang muncul dari mulutku adalah menjadi seorang Juara Dunia bulutangkis. Karena kegemaran yang sepertinya sudah mendarah daging, olahraga yang kumainkan dan kupelajari bahkan sebelum aku masuk SD itu. Menonton para atlet bertanding di televisi saja membuatku seperti terbakar api semangat untuk terus berusaha menggapai cita-citaku. Namun itulah cita-cita ketika kecil, belum tentu dapat kita gapai seperti yang kita harapkan. Jalan hidup ini tidak mudah untuk menjadi lurus, semua tidak bisa semudah membalik telapak tangan. Nyatanya kini aku bukan seorang atlet yang sedang bertanding di Copenhagen untuk memperebutkan Juara Dunia Bulutangkis 2014 seperti Tomy Sugiarto dan yang lainnya. Aku kini menjadi seorang guru seperti ayahku, hanya saja jika ayahku mengajar di kota kecil kelahiranku dan aku kini mengajar di Ibukota Negara tercinta ini. Cita-citaku ku ubah sejak SMA dulu ketika aku tahu cita-citaku terlalu berat untuk kulalui dalam keluarga sederhana dan semangat yang kumiliki pun terus tergerus.

Tapi bukan berarti aku sekarang menyesal dan bersedih karena menjadi guru, aku sadar bahwa menjadi sesorang guru adalah sebuah kehormatan yang sangat besar. Kini kurasakan bagaimana perasaan ayahku dulu walaupun bergaji tidak begitu tinggi tetapi saat melihat muridnya bahagia dan sukses adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Maka akupun kini berusaha mengamalkan cita-cita luhur bangsa ini “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Miris memang dengan nasib pendidikan bangsa ini yang masih belum menemukan tonggak besar pendidikan. Tapi seperti cita-cita kita semua saat kecil bangsa ini pun punya cita-cita yang besar. Memang dulu aku pernah tertawa dan setuju dengan temanku yang mengatakan “pindah saja kita ke negeri lain, Negara ini sudah hancur dan tidak akan maju” karena melihar korupsi dimana-mana, pendidikan terus berganti konsep dan membuat harapan dan cita-cita sebagian orang pun pupus karena kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang sebagian orang bilang “tidak jelas”. Namun begitulah sebuah Impian, tidak mungkin semua begitu mudah dan jelas untuk menggapai cita-cita sebuah bangsa yang cerdas.

Sebagai guru pun kini aku sadar, bahwa semua orang bisa menjadi bagian dalam menggapai sebuah Impian yang kita dambakan. Seandainya saja dulu aku tak menyerah menggapai impian menjadi atlet bulutangkis dan berusaha sekuat tenaga, mungkin aku sekarang sedang di Denmark bersama para atlet Dunia. Semoga saja bangsa ini tidak menyerah seperti bodohnya diriku ini. Apalagi ketika melihat teman-teman seangkatanku dulu yang tidak menyerah hingga berhasil menggapai cita-cita mereka. Mungkin memang karma baik lebih mendukung mereka sedangkan karmaku tidak mendukung ku untuk menggapai cita-cita. Sama halnya ketika aku berharap pendidikan di bangsa ini bisa menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik. Aku pun berharap bisa menjadi bagian kumpulan yang tidak menyerah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk bangsa ini, berhenti berkata bahwa “korupsi sudah mendarah daging, sudah tradisi”  atau mungkin “untuk apa pendidikan tinggi?”. Aku memang bukan seorang pejabat, atau seorang jenius yang mampu memberikan sumbangsih besar untuk menggapai impian bangsa ini. Tetapi, aku yakin setiap orang bisa menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini. Semuanya memiliki perannya, bahkan ketika seorang pengemis berkata “tolong bantu saya, agar anak saya bisa sekolah” mungkin sudah cukup melakukan kontribusi untuk kemajuan bangsa ini.

Tulisan ini pun entah tulisan apa saya tidak tahu, hahaha. Mungkin hanya sebuah kumpulan kata-kata yang tidak jelas arahnya dan sulit untuk dimengerti. Tapi aku yakin dalam setiap kata-kata dan kalimat akan mengandung arti. Mungkin sebuah motivasi untuk mereka yang berpikir menyerah untuk menggapai cita-cita dan harapan mereka, sebuah penyadaran untuk melakukan hal yang positif , atau sebagai penyegar saja untuk dibaca daripada kita melakukan hal buruk lainnya. Andai bisa kugapai, semoga suatu saat aku bisa menjadi seorang yang turut membantu perkembangan pendidikan bangsa ini, terpikir untuk mencari beasiswa kuliah master pendidikan dan terus berkiprah dalam dunia yang kompleks ini. Aku pun berdoa semoga semua pembaca, sahabat-sahabatku semuanya di seluruh dunia dapat menggapai cita-cita mereka dan dapat memberikan kontribusi yang baik untuk kehidupan ini.