Total Tayangan Halaman

Senin, 23 Mei 2016

Mencari Tujuan Hidup dan Kebahagiaan Sejati

Takdir, itulah hal yang selalu kita katakan jika ditanya mengapa kita hidup di dunia ini. Hidup yang penuh pelik halang rintang yang kita katakan usaha untuk mencapai kebahagiaan yang kita harapkan. Entah apakah justru kebalikan semua kebahagiaan yang kita miliki justru adalah sebagai halang rintang kita supaya mendapat penderitaan dan perihnya hidup dikemudian hari. Tak ada yang kita sebut kebahagiaan yang terus bertahan. Ketika anggapan kita bahwa cinta yang kita miliki adalah kebahagiaan, kemudian pada hari berikutnya cinta itu justru menjadi pedang yang menyayat hati. Harta yang kita anggap fasilitas termegah yang kita miliki membuat kita bisa memiliki segalanya, menjadi pemicu kedengkian dan keirihatian orang lain pada kita yang kemudian melontarkan api kebencian dan keirihatian mereka pada kita agar tidak merasa bahagia bahkan berusaha merebut harta yang kita miliki, malahan harta menjadi sumber dari segala malapetakan yang harus kita terima. Begitu pula dengan kekuasaan dan ketenaran yang kita miliki, entah itu bisa dianggap sebagai puncak kebahagiaan untuk kita apabila kita selalu diminta tanda tangan dan dihormati banyak orang namun akhirnya munculah para haters yang dengan segala pikiran buruknya menganggap semua yang kita lakukan adalaha salah dan tidak bermanfaat. Bahkan sekeras apapun para pemimpin di dunia ini bekerja, selalu akan ada yang merusak dan menganggap semua atas kesalahan para pejabat. Maklum jika para pejabat akhirnya memilih jalan kotor sekalian karena perbuatan baik mereka pun tak dihargai dan malah dicemooh. 

Adakah kebahagiaan yang sejati?? itu yang selalu kita cari di dalam hidup ini. Namun belum ada yang mampu menemukannya, mungkin karena para pemilik kebagaiaan sejati mengatakan bahwa kebahagiaan mereka takkan dimengerti orang-orang di dunia ini, mereka mengatakan kebahagiaan sejati seperti berada di planet lain yang berbeda dengan cara dan pola kehidupan manusia di bumi ini pada umumnya. Atau mungkin mereka yang memiliki kebahagiaan sejati lebih memiliki mengasingkan diri karena tidak mau terpengaruh dengan kehidupan manusia yang penuh keinginan tiada henti, yang memiliki bangunan hingga puncak langit pun belum memuaskan. Tetapi, mungkin memang benar bahwa kebagaiaan sejati dalam hidup ini adalah keluar dari semua hiruk pikuk pemahaman hidup yang dikatakan orang lain, bahwa hidup itu harus meraih sesuatu dan membuat sesuatu. Berangan-angan andai semua manusia di dunia ini cukup membuat apa yang dibutuhkan mereka dan bukan yang diinginkan mereka, membuat apa yang membantu mereka dan bukan mereka sukai. 

Tapi dunia ini sudah terbentuk seperti ini, penuh hiruk pikuk, entah semua alat yang terus menyerap energi bumi hingga habis, membakar es hingga laut pun mengamuk, merusak pohon dan memburu binatang untuk dijadikan berbagai alat dan bahan yang dianggap untuk keinginan manusia yang takkan habis bila dituruti. Tapi setidaknya masih banyak orang yang peduli pada kehidupan ini yang berorientasi pada ketenangan, kedamaian dan cinta daripada yang penuh kebencian, keserakahan, dan ketidak pedulian. Masih banyak orang yang memilih memakai kebutuhan bukan keinginan. mulai menghilangkan semua pemahaman yang justru meyesatkan bukan mengarahkan, menyibukkan diri untuk membantu keluarga, tetangga, dan kualitas senyum disekitarnya daripada mengejar harta, tahta, dan wanita yang penuh bahan kimia di wajahnya. 

Di masa mendatang, semoga masih ada orang yang punya tujuan hidup bukan untuk mencari harta dan berbagai fasilitas yang sebenarnya mengandung resiko berbahaya bagi diri kita sendiri. Menjadi petani, guru, pedagang warung yang untung cukup untuk makan dan minum. dan bukan menjadi pengusaha yang ingin meraup untung sebesar-besarnya, menjadi penguasa yang ingin seluruh dunia bersatu di bawah kepemimpinannya, menjadi maha pencipta yang berusaha membuat manusia menganggap semua alatnya adalah kebutuhan yang harus dimiliki.Membuat tujuan hidupnya lebih bermakna untuk kebahagiaan dirinya dan orang sekitarnya dengan cukup sederhana dan bukan mengharapkan apa yang tak ada dan kemudian dibuat-buat seakan ada. Andai saja ada orang yang punya cita-cita supaya tidak terlahir lagi setelah ini dan menyatu dengan alam bahkan tak mengharap surga dan tak takut neraka. Yang ada hanyalah kosong tak berbentuk dan tak berkeinginan.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia